Ada 2 jalur untuk memasuki pulau garam ini, yaitu melewati jembatan Suramadu dan satunya menggunakan kapal ferri. Saya bersama soulmate perjalanan saya mas Fathir dan teman baru saya Nadia memutuskan menggunakan ferri karena memang bus ekonomi menggunakan jasa ferri, tidak melewati Suramadu. Perjalanan tidak lebih dari 2 jam untuk sampai ke terminal Bangkalan, lebih banyak waktu terbuang di pelabuhan saat menanti giliran penyeberangan. Dan kami tak tahu ke mana harus pergi setelah sampai di terminal karena memang ini pertama kalinya untuk kami bertiga menginjakkan kaki di pulau ini hehe Akhirnya setelah bertanya dengan petugas di terminal kami pun bergegas menuju lapangan Skep yang jaraknya sekitar setengah jam perjalanan menggunakan angkot.
Perlu diketahui, angkot di daerah Bangkalan ini tidak seperti angkot yang seperti umumnya memiliki rute tertentu, angkot di sini seperti angkot kecil pada umumnya tetapi cenderung berperan seperti taksi tanpa argo yang bisa mengantar kita ke mana tujuan kita dan bisa mengangkut penumpang di tengah jalan jika 1 jalur dengan tujuan penumpang lainnya.Sampai di lapangan Skep kami mendapat kabar baik dan buruk. Kabar baiknya ternyata karapan sapi di Bangkalan ini merupakan Karapan Sapi Piala Presiden yang pada awalnya akan diselenggarakan di Pamekasan dan kabar buruknya ternyata bukan dilaksanakan pada hari Sabtu, tapi besoknya pada hari Minggu (NB: saat itu hari sabtu 20 Oktober 2012). Alhasil tempat perlombaan hanya diisi para tukang yang sedang melengkapi fasilitas tempat itu.
Mau bagaimana lagi, akhirnya kami meminta sopir memutar balik dan menuju masjid Agung Bangkalan. Setelah beristirahat dan sholat Dhuha kami memutuskan untuk berjalan-jalan di Surabaya dan mulai menghubungi beberapa list hotel di Surabaya. Karena weekend jadi kebanyakan hotel penuh, hanya menyisakan Sparkling Backpacker Hotel dan Penginapan Remaja 1.
Selesai istirahat, kamipun bergegas mencari angkot menuju tempat di mana kami bisa mencari bus yang melewati jembatan Suramadu. Hanya berupa pertigaan jalan kabupaten. Lanjut kami bertanya dengan polisi yang berada di pos, dan kami pun dibantu carikan bus yang lewat dan ternyata kami hanya ditarik harga jauh dibawah standar :D
Sampai Surabaya kami turun di daerah Medaeng dan menaiki angkot untuk menuju KBS (Kebun Binatang Surabaya). Kami turun di terminal Joyoboyo yang berada di samping KBS, dan hanya sekitar 10 menit menuju loket masuk KBS. Yap. Ini ni kebun binatang yang belakangan banyak dibicarakan. Bukan karena reputasi baiknya, tapi karena banyaknya satwa yang meninggal dan bagaimana fasilitas kebun binatang yang sangat tidak memadai untuk sekelas kebun binatang yang pernah jadi terluas dan terbanyak jenis satwanya ini.
salah satu sangkar burung yang padat populasi namun area sangkar yang sangat kecil
Sampai penginapan kami langsung beristirahat, mandi dan langsung menuju Monumen Kapal Selam yang terletak di dekat penginapan. Oh iya, perlu diketahui sebelumnya, kami mem-budget perjalanan ini 300 ribu, dan sialnya uang kita hanya cukup untuk perjalanan tanpa ada uang makan dan sialnya lagi hanya saya yang membawa atm, alhasil saya yang kena deh suruh narik uang di atm -,- Selesai bermain-main kami lantas makan di samping Surabaya Plaza dan langsung kembali ke penginapan bersiap menjemput mimpi :)
Surabaya di malam hari
Surabaya saat weekend di pagi hari
Dan ada 1 hal yang konyol yang dilakukan mas Fathir :D Para penonton hanya diperbolehkan di luar arena pacu, tapi karena dia pengin dapat foto yang bagus dan emang dasarnya tuh orang banyak akalnya, menyamarlah dia sebagai wartawan majalah traveler asal Solo. Dengan santai dia masuk ke arena pacu dan parahnya juga panitia percaya aja bahkan malah ngasih spot yang bagus buat dia mendapat foto. Ini nih hasil fotonya di dalam arena pacu.
Kebanyakan pamacu kuda adalah anak kecil supaya beban yang dibawa oleh kuda pacu tidak terlalu berat
Penampakan wartawan gadungan
Perjalanan kali ini sangat menyenangkan. Menikmati salah satu kebudayaan nusantara dan merasakan sparkling-nya kota Surabaya. Semoga saja kebudayaan seperti ini tetap terjaga kelangsungannya dan dapat dinikmati oleh generasi kita selanjutnya :)
salam kenal,
BalasHapusseru neh mas perjalanannya,
untuk paket perjalanan ke sumatera barat silahkan kunjungi balik ya,
siapa tau soulmate perjalanan dan teman barunya pengen nonton balapan sapi ala minangkabau juga,,
hehe
terimakasih