Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Solo International Performing Art 2012

Sebagai kota seni dan budaya, kota Solo tidak pernah habis menyuguhkan pertunjukan yang berkualitas. Setelah gelaran seni Matah Ati yang cukup sukses mengambil perhatian nusantara pertengahan tahun 2012, Solo melanjutkan seni maratonnya dengan menampilkan pergelaran seni "Solo International Performing Art (SIPA)" yang berlangsung pada 28-30 September 2012. Dengan tarafnya yang internasional, SIPA 2012 menampilkan berbagai pelaku seni dari manca negara, mulai dari delegasi Inggris, Jepang, Korea, Filipina, Belanda, Brazil, dan tentu saja dari Indonesia.

Pembukaan SIPA 2012 dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kemudian disambung dengan tarian pembuka Solo International Performing Art 2012 dengan judul Gita Swara Buwana yang dibawakan oleh 25 penari dengan kostum Dayak Kalimantan melantunkan pujian-pujian untuk dunia, bumi, dan seisinya. Tepat di tengah kerumunan penari adalah GKR Timoer Rumbai Kusumadewayani mengenakan kostum cantik berwarna hijau tampil sebagai Dewi Bumi atau Dewi Gaia membawakan Tari Bedoyo dan disusul dengan menyalakan kembang api yang sudah dibagikan kepada peserta yang datang. Sekilas terasa seperti tahun baru saja hehe Next, kita akan disuguhi penampilan-penampilan dari berbagai delegasi. Untuk hari pertama terdapat pertunjukkan heliosphere dari Inggris, kemudian Elsa Dance dari Jepang, dan 2 penampilan dari Indonesia yaitu dari Ully Sigar Rusady (ada Paramitha Rusady ternyata) dan budayawan kita Sujiwo Tedjo.


Pada penampilan pertama, kita akan disuguhi penampilan tarian akrobatik di atas para penonton milik The Dream Engine. Penari ini meliuk-liuk di udara sambil sesekali bergerak turun meraih tangan para penonton. Ini merupakan kali pertama seni pertunjukan ini berada di kota Solo dan cukup menghibur. Kemudian Elsa Dance dari Jepang, Mmm..sepertinya pertunjukan ini minor peminat, dan begitu juga dengan saya. Entahlah, saya cukup bosan mendengar nyanyian mereka yang cukup datar dan hanya sedikit tarian.


Dan akhirnya dari delegasi Indonesia. Penampilan Ully Sigar Rusady yang terkenal sebagai musisi dan aktivis lingkungan hidup ini mampu mengembalikan lagi mood para penonton. Penampilannya sudah tidak diragukan lagi, berbagai penghargaan sudah di raihnya. Bersama adiknya, Paramitha Rusady mereka membawakan musik-musik tradisional yang sangat nyaman didengar dan sarat akan pesan-pesan moral di dalamnya.


And here it is...Sujiwo Tedjo. Awalnya cuma tahu tentang beliau ya sebagai budayawan, dan belum pernah melihat beliau pentas dalam panggung pertunjukkan. Dan pertama kali lihat beliau tampil, sumpah keren abiiiiiisss....!!! Beliau menampilkan pertunjukan musik jawa. Lagunya berkaitan satu dengan yang lainnya dan membentuk suatu cerita pewayangan, yang dalam pembawaannya divisualisasikan oleh para penari dan dalangnya. Perpaduan musik gamelan serta musik modern seperti drum dan bass serta backing vokal dari sinden beliau sungguh mengagumkan. Belum lagi pembawaan beliau yang lugas serta apa adanya dalam menyampaikan pesannya. Kalau boleh saya katakan, the best performance that night deh, beliau membuat panggung menjadi megah banget.


Merebaknya global warming yang menjadi wacana di seluruh dunia mendasari tema SIPA 2012 yaitu "Save Our World, Better Future" yang menekankan pesan cinta bumi dan lingkungan. Sedangkan untuk tahun ini SIPA 2013 akan mengangkat perjalanan Ratu Sima yang merupakan sosok penguasa Kerajaan Kalingga yang terletak di lereng pegunungan Dieng, Banjarnegara, sekitar tahun 674 masehi yang juga merupakan perempuan yang menjadi pemimpin pertama di Jawa Tengah. Ajang tahunan Solo International Performing Arts (SIPA) 2013 rencananya akan digelar di Benteng Vastenberg, 20-22 September 2013 mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar